Sabtu, 30 Juni 2007

Singapura Bisa Jadi ICON MLM Asia

Mengutip tulisan dari Alex Alopsen pada majalah Sukses No. 48/Tahun IV/Edisi Juni 2007 tentang kondisi bisnis MLM di Singapura.

Multi Level Marketing (MLM) adalah barang baru di negeri jiran Singapura. Sementara di Indonesia sebagian pebisnis sudah jenuh mendengarkan bisnis ini. Bahkan kalau mau jujur ada juga yang alergi karena banyaknya kasus penipuan ala “Money game” yang berkedok dan merusak citra MLM.

Sebenarnya prinsip MLM adalah ibarat apa yang disebut dalam philosofi Yunani kuno, bahwa manusia ‘satu tambah satu’; bisa dua, bisa sepuluh, bisa seratus, bisa seribu bahkan bisa sejuta. Itulah yang digambarkan dengan skema jaringan multi level marketing dengan sistem duplikasi.
Seorang pelaku bisnis multi level (downline) cukup hanya menjadi pendengar yang baik dari seniornya (upline) dan menduplikasi apa yang disampaikan oleh ‘upline’ kepada ‘downline’-nya. Maka apabila penduplikasian ini berhasil akan tercapailah “leveling’ yang ditargetkan, dengan segala predikat dan bonus yang dijanjikan.

Negeri Singa yang murni hanya mengandalkan jasa dan kualitas SDMnya, kini menjadi sebuah negara yang punya network bisnis paling luas di Asia. Bahkan warga Singapura jauh berbeda dari negeri kita dalam memilih pekerjaan. Kalau di Singapura warganya tidak tertarik menjadi pegawai negeri, di sini menyogok pun jadi yang penting bisa menjadi pegawai negeri.

Teringat sebuah pameo di kalangan investor ketika delegasi Jepang melakukan kunjungan ke Singapura untuk investasi. Dalam sebuah pertemuan investor Jepang bertanya kepada Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yu. “Apa syarat yang harus kami penuhi untuk investasi di negeri anda?”. Mr. Lee menjawab, “Silahkan tulis syarat yang anda inginkan, dan itulah menjadi syarat yang berlaku di Singapura.” Dengan jawaban itu masuklah sejumlah konglomerat Jepang berinvestasi di Singapura dan salah satu investasi besar yang kini menjadi andalan Singapura adalah Suntec City.

Suntec City kini terkenal sebagai pusat pertemuan (meeting), insentif (incentive) konferensi (conference) dan pameran (exhibition) atau dikenal dengan istilah MICE. Belum lama ini serikat buruh sedunia baru saja melakukan pertemuan di Suntec City. Sebagai seorang yang bolak balik Jakarta Singapura, penulis juga menjadi seorang member multi level marketing (MLM) di Singapura. Dan produk yang dipasarkan saat ini telah ada di Indonesia.

KRAN MULTI LEVEL
Sebelumnya Singapura masih ‘mengharamkan’ MLM di negeri penuh denda ini. Tapi karena negeri dihantam krisis ketika virus SARS mewabah beberapa tahun lalu dan transaksi bisnis menurun drastis bahkan jumlah pengangguran meningkat, maka Pemerintah Singapura melihat bahwa bisnis jaringan atau multi level marketing (MLM) dapat menjdai salah satu solusi mengurangi pengangguran.

Tahun 2002 Pemerintah Singapura secara resmi mengizinkan perusahaan yang bergerak di bisnis multi level dapat beroperasi.

Dengan dibukanya kran multi level ini dengan sumber dana, sumber daya dan sumber jaringan yang dimiliki warga Singapura, mereka tidak hanya membuka jaringan dengan menjadi ‘jago kandang’ di negeri mereka. Mereka langsung mengepakkan sayap ke negara tetangga seperti Indonesia, malaysia, Philipina, Thailand, Taiwan, Hongkong, China, jepang, India bahkan Australia.

Salah satu konsultan Manajemen di Singapura Tony Tan bahkan langsung mengundurkan diri dari perusahaanya dan langsung bergabung dengan MLM yang bergerak di bidang pemasaran Ozoal Theraphy produk Prancis, yaitu LAMPEBERGER (baca;Lamberji). Tony Tan kini menjadi seorang networker yang meraih sukses dalam jaringan, keuangan dan kemandirian.

Kalau berkunjung saat ini pada akhir pekan, sejumlah hotel banyak disewa sebagai tempat training dan pertemuan bisnis MLM. Dalam waktu yang tidak terlalu lama para pelaku MLM di negeri ‘broker’ ini telah merasakan nikmatnya sukses di bisnis MLM.

Negeri kita dengan penduduk lebihdari 220 juta jiwa, sebenarnya adalah sebuah oase yang sangat terbuka dan menjanjikan dalam bisnis MLM. Asal pemerintah membentuk tim untuk meregistrasi, menganalisa sistem, mengakreditasi, memberi sertifikasi, meminta jaminan modal, mengaudit dan mengumumkan kepada publik setiap perusahaan yang akan dan telah beroperasi. Sehingga ada jaminan bagi seorang pelaku bisnis bahwa perusahaan MLM yang aka dimasukinya, legal dan ‘under control’ oleh pemerintah.

Jangan sampai terjadi lagi seorang ketua DPR pun harus tertipu Rp. 10 miliar karena masuk dalam sebuah bisnis investasi. Jika Ketua DPR saja tertipu bagaimana dengan publik awam ?

Cepatlah Mendengar, Lambatlah Berbicara

Mengutip artikel pada majalah Sukses no.48/Tahun IV/Edisi Juni 2007, tentang intisari network marketing menurut Dr. Joe Rubino yang dipaparkan dalam bukunya berjudul Mengembangkan Organisasi MLM yang menguntungkan.

Dalam buku ini dipaparkan bahwa intisari dari network marketing adalah kreativitas. Networking disebutkan Joe Rubino hanyalah merupakan alat bantu untuk hidup dalam pilihan. Kebebasan finansial yang dapat diciptakan melalui MLM dapat membawa kebebasan pribadi untuk hidup dengan tanggung jawab yang lengkap, untuk menciptakan hidup yang sepenuhnya konsisten dengan nilai, tujuan dan mimpi anda.

Joe menuturkan network marketing adalah tentang manusia. Jelasnya, network marketing adalah tentang orang yang mengendalikan hidup mereka, mengejar mimpi mereka, hidup dengan nilai-nilai mereka dan mendukung orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Itulah sebabnya mengapa pedagang dengan sistem penjualan tradisional kerap mengalami kegagalan besar dalam MLM. Mereka terlalu terdoktrin dengan produk, produk, produk dan mereka pun melupakan orang, orang, orang. Mereka meletakan fokus di tempat yang salah-apakah itu dalam produk atau dalam upaya menghasilkan banyak uang dengan cara menjual produk-produk tersebut. Padahal tidak saru pun dari alasan itu penting bagi orang lain di dunia. Apa yang penting bagi semua orang di dunia adalah hubungan. Dan networking adalah hubungan.

Multi level marketing adalah tentang anda bermitra dengan orang lain untuk membantu mereka mewujudkan mimpi mereka. Juga tentang bagaimana orang itu bermitra dengan lebih banyak orang lain untuk membantu mereka mewujudkan mimpi mereka.

Network marketing mencakup tentang komitmen terhadap keberhasilan orang lain-sama seperti mereka yang memiliki komitmen terhadap keberhasilan mereka sendiri. Itulah letak kekuatan dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam MLM.

Dari paparan itu dapat disimpulan bahwa distributor marketing yang sukses harus merupakan seseorang yang memiliki kemampuan mendengarkan yang sangat tinggi; mendengarkan apa yang dikatakan orang lain dan apa yang tidak mereka katakan. Kemudian mendengarkan apa yang penting bagi orang itu dan apa yang hilang dalam kehidupannya.

Kesuksesan network marketing menuntut pengembangan keterampilan kepemimpinan diri serta kemampuan untuk mengembangkan rekan-rekan anda sebagai pemimpin. Pemimpin harus memikul tanggung jawab bahwa yang lain “tahu” jika mereka telah didengarkan. Mereka harus dapat memastikan bahwa mereka didengarkan dan dimengerti pula.

Dalam percakapan mana pun, bukanlah semata pengucapan yang menentukan keefektifan dari komunikasi, melainkan pendengaran. Kita harus bertutur sedemikian rupa sehingga orang lain dapat mendengar apa saja yang kita katakan, memahaminya, terdorong untuk bergerak dan kita pun dapat benar-benar mendengarkannya dengan cara kreatif yang sama. Komunikasi yang efektif akan menyebabkan orang mengubah cara berfikir, cara bertindak, dari negatif ke positif dan mulai merasakan kekuatan yang menakjubkan dari peluang mereka.

Di bagian lain, Dr Joe Rubino juga menuturkan proses mendengarkan melalui penolakan adalah cara bagus untuk mengembangkan hubungan dengan orang lain. Cara ini dapat digunakan dalam kegiatan prospecting pada bisnis network marketing dan juga dalam pembicaraan mana pun dimana seseorang mungkin tidak setuju pada sudut pandang anda. Proses mendengarkan sungguh menghormati nilai-nilai orang lain, yang memungkinkan anda untuk lebih memahami siapa mereka. Proses ini memungkinkan mereka melepas frustasi, berbagi perasaan dan tetap aman secara emosional saat berkomunikasi dengan anda.

Di dunia ini, dimana orang jarang didengarkan, kesediaan anda untuk sungguh-sungguh mendengarkan akan membuat orang lain tertarik pada anda bagaikan magnet. Tidak semua pembicaraan yang anda jalin akan berakhir dengan prospek mengambil tindakan sesuai keinginan anda. Sering kali, proses itu membutuhkan lebih dari satu pembicaraan. Beberapa prospek memiliki emosi yang mendalam dan kompleks mengenai suatu subyek atau sudut pandang, emosi yang mungkin membutuhkan beberapa pembicaraan agar ia dapat berkomunikasi dengan anda.

Anda perlu menghormati orang lain dengan sungguh-sungguh mendengarkan kekhawatiran yang mendasari, tanpa menuntut apapun sebagai imbalan. Tujuan anda adalah agar komunikasi anda dengan mereka lengkap. Entah prospek bergabung atau tidak kepada bisnis anda atau bahkan mengubah sudut pandangnya. Selama anda mendengarkan secara terbuka yang kemudian memunculkan motivasi dalam diri orang itu, berarti anda telah sukses melakukan tugas anda.

Ada lima langkah yang disampaikan pakar seni mendengarkan melalui penolakan, Richard Brooke:

Langkah pertama : Rangkullah Penolakan
“To embrace” (merangkul) berarti “merengkuh seseorang untuk menunjukkan perhatian”.
Sangat berbeda dengan skenario setuju/tidak setuju yang biasa ada di dalam pembicaraan “Mengatasi penolakan”. Untuk menunjukkan perhatian pada prospek cobalah mendengarkan dan menghormati tanggapan mereka terhadap anda, tidak membantah atau bersifat defensif. Mungkin pada awalnya tampak tidak alami bagi anda, namun coba dan lihatlah apa yang terjadi.
Doronglah mereka, maka mereka akan balik mendorong anda. Dengarkan mereka. Dengarkan melalui kekhawatiran mereka. Kembangkan empati. Tataplah mata mereka dan dengarkan saja. Tutup mulut anda dan masuki dunia mereka. Rasakan bagaimana perasaan mereka. Bukalah hati anda dan rangkullah mereka.

Langkah kedua : Definisikan Tujuan
Disaat seseorang berbicara mengenai kekhawatirannya, pastikan anda memahami dengan jelas apa tujuannya. Bertanya “Apa maksud anda?” atau mendorong mereka untuk “Ceritakan lebih jauh mengenai hal itu,” akan menyingkap apa tujuan mereka.

Langkah ketiga : Hiasi Penolakan itu
“To esbellish” (menghias) berarti memperindah atau mempercantik. Yang harus diingat dalam proses ini adalah bahwa network marketing adalah antitesis dari penjualan. Dalam pelatihan penjualan tradisional, anda diajari untuk melempar kembali penolakan kepada prospek. Hal ini mengakibatkan semua kekhawatiran yang ada kaitannya dengan penolakan semula masih berada di tempatnya. Cobalah sesuatu yang berbeda. Hiasi penolakan itu. Buatlah penolakan itu menjadi indah. Tambahkan sesuatu. Buatlah penolakan itu didengarkan, dipahami dan dihargai.

Langkah keempat : Menyingkirkan Penolakan
“To purge” (membersihkan) memiliki banyak definisi antara lain membebaskan dari kotoran dengan cara membersihkan ; mengenyahkan rasa bersalah (atau takut); menghilangkan yang tidak diinginkan. Setelah anda menghiasi penolakan dan menciptakan ruang agar emosi mereka keluar , ada waktu dimana semua hal “buruk” telah keluar. Prospek dibersihkan dari emosi negatif yang terkait dengan penolakan.Anda akan melihat perubahan fisik orang itu jika anda akan mendengar perubahan pada suara mereka jika anda berbicara di telepon.

Langkah kelima : Transisi
Langkah transisi ini adalah tempat dimana proses ini berubah dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Inilah jalan yang membuat hubungan terbentuk antara dua tema yang berbeda. Dalam transisi ini, anda telah tida dalam pembicaraan yang anda tunggu-tunggu. Penolakan telah dibersihkan. Semua perasaan dan emosi negatif telah hilang setidaknya untuk sementara-dan anda kini memiliki kesempatan untuk benar-benar berhubungan dengan prospek.

K-Link is the Best

K-Link International Sendirian Berhard merupakan salah satu perusahaan yang berasal dari Malaysia dan bergerak dalam pemasaran produk-produk kesehatan dengan menggunakan sistem pemasaran jaringan atau biasa kita kenal dengan sebutan Multi Level Marketing (MLM).
Di usia yang baru menginjak 6 tahun di Malaysia dan 5 tahun di Indonesia, K-Link telah berkembang sedemikian pesat dan menyebar ke berbagai negara di dunia dan hampir semua propinsi dan pelosok kota di Indonesia. Ada beberapa hal yang menyebabkan K-Link bisa berkembang sedemikian pesat, mudah untuk diterima siapapun sehingga sangatlah pantas bila setiap distributor yang tergabung di dalamnya mengatakan kalau K-Link is the Best.
Mengacu pada kiat-kiat dalam memilih perusahaan MLM pada artikel sebelumnya, beberapa kriteria yang terpenuhi sehingga K-Link pantas untuk dipilih sebagai kendaraan yang tepat untuk meraih kesuksesan antara lain sebagai berikut :
  1. PT. K-LinkIndonesia (Sebelumnya bernama PT. K-Link Nusantara), sejak tahun 2003 telah terdaftar sebagai salah satu perusahaan MLM pada Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dengan nomor anggota 0069/04/03. Keanggotaan K-Link dalam APLI menunjukkan bahwa K-Link merupakan perusahaan MLM murni dan tidak melakukan praktik-praktik money game ataupun skema piramida.
  2. Perkembangan K-Link sangat pesat dikarenakan Konsep kesehatan "C B A" yang mereka pasarkan, yaitu : C-Cleansing, Proses membersihkan toksin yang telah menumpuk di dalam tubuh selama bertahun-tahun. B-Balancing, mensuplai nutrisi yang seimbang dalam tubuh. A-Activating, mengaktifkan sel tubuh untuk mengoptimalkan penyerapan nutrisi dalam tubuh. Konsep kesehatan tersebut bermula dari 6 faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia, antara lain : udara, air, makanan & minuman, keseimbangan emosi, olahraga teratur dan istirahat yang cukup. K-Link menawarkan produk-produk kesehatan yang sangat inovatif dan boleh dikatakan revolusioner sehingga kehadiran K-Link menjadi sangat mudah untuk diterima di berbagai negara dalam tempo yang tergolong cukup singkat. Produk-produk kesehatan K-Link yang tergolong inovatif dan revolusioner, sebut saja : K-Link KINO, BAE Liquid Chlorophyll, K-Organic Spirulina, K-Omega Squa, Riddance, K-Biogreen, K-Ayurveda, Tudung Elegance, Power Touch, dsb telah memikat sejumlah pembeli yang kemudian beralih menjadi pelanggan dan lebih hebatnya berubah kemudian menjadi distributor/member K-Link dengan sejumlah kesaksian/testimoni setelah mengkonsumsi produk-produk K-Link. K-Link juga merupakan pioneer dalam menawarkan produk-produk yang sangat inovatif dan revolusioner melalui sistem MLM. Sebut saja K-Link Kino atau sebelumnya dikenal sebagai Kinotakara. Dilihat dari sisi harga, K-Link menawarkan beragam produk dengan harga yang bervariasi sehingga bisa terjangkau oleh semua kalangan baik kalangan perpenghasilan tinggi, menengah bahkan berpenghasilan rendah.
  3. K-Link memiliki sistem support yang sangat handal yang biasa disebut sebagai K-System (Knowledge System). K-System merupakan alat dan sarana yang bisa digunakan setiap distributor K-Link untuk mencapai peringkat tertinggi dan mendapatkan penghasilan yang diharapkan. K-System berisikan pertemuan-pertemuan penting/pelatihan-pelatihan yang perlu diikuti oleh setiap distributor K-Link dimana melalui K-System setiap distributor akan memiliki motivasi yang tetap kuat, dapat membuat strategi dan memahami lebih dalam bagaimana cara menjalankan bisnis K-Link. Selain system support yang handal, K-Link juga memiliki marketing plan yang baik dan sudah teruji bisa mengantarkan distributor-distributornya ke peringkat tertinggi dan meraih penghasilan yang jauh di atas rata-rata kebanyakan orang. Selama 5 tahun K-Link berkiprah di Indonesia telah berhasil mencetak distributor-distributor berperingkat tertinggi tidak saja untuk scope di Indonesia melainkan scope K-Link International. dalam rentang waktu tersebut K-Link Indonesia telah berhasil mencetak 2 orang distributor berperingkat Royal Crown Ambasador (RCA), 10 Orang distributor berperingkat Senior Crown Ambasador (SCA), lebih dari 14 orang distributor berperingkat Crown Ambasador (CA), serta distributor-distributor berperingkat Crwon Manager (CM), Diamond Manager (DM), Emerald Manager (EM), dsb. Sebelumnya peringkat tertinggi di K-Link adalah Crown Ambasador (CA), adapun peringkat RCA & SCA diadakan untuk memfasilitasi distributor-distributor mancanegara yang ingin berpenghasilan lebih tinggi lagi. Namun lagi-lagi yang mencapai peringkat tertinggi tersebut datang dari distributor-distributor berkewarganegaraan Indonesia. Keberhasilan ini menunjukan bahwa, makrketing plan tersebut dibuat seadil-adilnya dan siapapun yang bekerja sesuai sistem maka dia akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik. Silahkan bandingkan dengan perusahaan MLM lain yang sejenis. Kalau ada yang mengatakan bahwa di perusahaan MLM yang lain belum ada yang mencapai peringkat tertinggi dengan alasan itu satu kesempatan bagi yang masuk perusahaan tersebut, maka sebenarnya kita dituntut untuk kembali mempertimbangkan apakah memang betul marketing plan tersebut di-desain untuk distributor ? Kalau dalam sekian tahun saja belum mencetak satupun distributor berperingkat tertinggi, maka sudah selayaknya anda berpikir ulang apakah marketing plan-nya berpihak pada distributor atau hanya menguntungkan perusahaan dan segelintir distributor semata tanpa bisa dinikmati sebagian besar distributor yang tergabung di dalamnya. Dalam hal ini K-Link telah membuktikan bahwa perusahaan sangat tulus dalam membuat marketing plan yang berpihak pada distributor dan ini terlihat dari output yang bisa dihasilkan selama 5 tahun K-Link berkiprah di Indonesia.
  4. K-Link memiliki Board of Director (BOD) yang sudah sangat berpengalaman dalam menangani industri MLM. Sebut saja Managing Director Mr. Daren Goh, merupakan tokoh yang sudah malang melintang lebih dari 20 tahun di usaha MLM. Begitupun dengan Presiden Director PT. K-Link Indonesia Bapak MD Radzi Saleh telah lama berkiprah di dunia MLM sehingga manajemen K-Link sangat memahami karakteristik dari bisnis MLM dan yang terpenting susunan BOD K-Link sangat memahami karakteristik orang-orang asia pada umumnya dan asia tenggara pada khususnya sehingga bisnis K-Link sangat mudah diterima dan cepat menyebar di kawasan ini. K-Link memiliki dewan direksi (BOD) dan team yang berpengalaman dan mempunyai visi serta semangat untuk memberi.
  5. Satu syarat lain yang sangat vital adalah faktor modal. Suatu perusahaan MLM yang bonafid pasti akan memiliki modal yang kuat. Semua distributor tentu berharap bahwa bisnis yang dijalankan akan berlangsung dalam jangka waktu lama dan tidak mau menjalankan bisnis yang bersifat musiman. Salah seorang pemegang saham K-Link juga merupakan group chairman, yaitu bapak Tuan Haji Karaf Shafie merupakan salah seorang pengusaha yang cukup ternama di Malaysia.

5 Kriteria diatas rasanya sudah cukup untuk menggambarkan profil usaha K-Link, sehingga bagi setiap distributor yang tergabung didalamnya hal ini menjadi sangat penting untuk mengenali posisi K-Link saat ini terlebih mengutip dari apa yang disampaikan oleh Presiden Director PT. K-Link Indonesia, bahwa K-Link ingin menjadi yang terbesar di Indonesia pada tahun 2010. kalau melihat 5 kriteria tersebut di atas rasanya hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil dan kalaupun tidak menjadi yang terbesar di Indonesia pada tahun 2010, paling tidak menurut bapak MD Radzi Saleh, K-Link bisa mencetak ribuan distributor berpenghasilan diatas 5 juta rupiah perbulan itu sudah merupakan suatu kesuksesan tersendiri.

Semoga ....







Jumat, 29 Juni 2007

Memilih Perusahaan MLM

Multi Level Marketing atau biasa kita singkat dengan sebutan MLM merupakan suatu sistem pemasaran produk atau jasa melalui suatu jaringan. Ada beberapa istilah yang sangat lazim dikenal dalam suatu bisnis MLM, antara lain : Up-Line, Down-Line, Cross-Line atau Side-Line. Istilah-istilah tersebut menunjukkan sifat hubungan antara mitra bisnis yang satu dengan yang lain atau dalam suatu bisnis MLM biasa disebut sebagai distributor atau member. Hubungan Up-Line dan Down-Line berlaku apabila mitra yang satu dengan yang lainnya berada dalam satu garis jaringan (network family). Up-Line menunjukkan posisi seorang mitra yang berada diatas mitra lainnya dan biasanya juga bertindak sebagai sponsor dari mitra barunya yang kemudian bergabung dibawahnya dan biasa disebut sebagai Down-Line. Sementara istilah Cross-Line atau Side-Line dikenal apabila antara mitra yang satu dengan yang lain tidak berada dalam satu garis jaringan (network family) atau dengan kata lain berada di luar jaringannya.

Sesuai dengan namanya, MLM lebih mengandalkan pada seberapa besar, kuat dan solidnya sebuah jaringan. Semakin besar dan kuat jaringan yang dibangun, maka semakin besar potensi omzet yang bisa dihasilkan dan akan semakin besar pula potensi pendapatan yang bisa diraih. Selain melalui kekuatan jaringan, seorang distributor MLM juga dituntut untuk memahami marketing plan yang dianut oleh perusahaan MLM yang sedang dijalankan. Tanpa memahami marketing plan, maka bisnis yang dijalankan tersebut tidak akan menemukan arah dan seorang pemain MLM tidak bisa menentukan strategi yang harus dilakukan sehingga hasil yang dicapai tidak akan optimal.

Di Indonesia sendiri, Multi Level Marketing (MLM) merupakan sistem pemasaran yang relatif masih tergolong baru dibandingkan dengan negara-negara lain. MLM masuk dan pertama diperkenalkan di akhir era tahun 80-an. Pada awal diperkenalkannya bisnis MLM di Indonesia, distributor-distributor yang terjun pada saat itu hanya menggangap bisnis MLM sebagai lahan untuk mendapat penghasilan tambahan atau dengan kata lain sebagai penghasilan kedua setelah pekerjaan utama pada saat itu. Namun akhir-akhir ini perkembangan menunjukkan bahwa mulai banyak para pemain MLM yang justru menjadikan bisnis MLM sebagai sumber penghasilan yang utama mengingat dengan modal yang tidak besar namun bisa mendapatkan penghasilan yang jauh diatas rata-rata kebanyakan orang. Namun untuk mendapatkan penghasilan yang luar biasa tersebut tidaklah mudah. Seorang distributor MLM dituntut untuk menjaga motivasi agar tetap kuat, bisa bersikap konsisten dan persisten terhadap segala tantangan yang mungkin akan selalu merintangi sepanjang dia menjalankan bisnis MLM. Hanya impian yang besar dan kuatlah yang akan membuat seorang distributor tahan terhadap segala rintangan, sehingga bisnis MLM identik dengan bisnis bermodalkan impian.

Perkembangan bisnis MLM di Indonesia terlihat cukup signifikan dari tahun ke tahun. Meningkatnya jumlah pemain bisnis MLM tidak terlepas dari kondisi ekonomi bangsa ini ditambah dengan berbagai kebutuhan hidup yang memang tidak bisa diperoleh dengan hanya mengandalkan pada pekerjaan utamanya saja. Maka tidaklah heran di negeri jiran seperti di Malaysia dan Singapura, bisnis MLM digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan tingkat pengangguran yang terjadi. Uniknya bisnis MLM tidak memerlukan modal yang besar dibandingkan dengan melakukan bisnis konvensional.

Bisnis MLM belakangan berubah menjadi bisnis yang cukup menjanjikan dan memiliki prospek yang cukup cerah. Kondisi budaya bangsa Indonesia, sifat tolong menolong yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini semakin memperkuat image bahwa bisnis MLM sangat cocok untuk dijalankan di Indonesia. Hal tersebut bukan tanpa alas an, Robert T. Kiyosaki dalam bukunya berjudul “Rich Dad’s The Business School for People who Like Helping People” meramalkan adanya tren perubahan tatanan ekonomi dunia yang digerakan oleh industri pemasaran jaringan. Perubahan tersebut diperkirakan akan terjadi pada tahun 2010 mendatang.

Sebagian orang Indonesia berlomba-lomba mengasah jiwa kewirausahannya untuk meraih kesuksesan melalui bisnis MLM meskipun juga ada sebagian orang yang menganggap bisnis MLM hanya sebagai bisnis tipu-tipuan dan tidak realistis. Namun hal tersebut masih dapat dipahami, mengingat belakangan juga banyak bisnis yang bersifat “money game” yang kemudian berkedok MLM. Hal tersebut jelas sangat merugikan citra bisnis MLM yang bernar-benar murni MLM. Setiap orang yang ingin terjun ke bisnis MLM diharapkan dapat menilai suatu perusahaan yang menyatakan diri sebagai MLM, apakah betul-betul perusahaan tersebut menjalankan bisnis MLM murni atau sebaliknya hanya menggunakan istilah MLM sebagai kedok dimana bisnis yang sebenarnya dijalankan bersifat money game.

Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki suatu perusahaan MLM yang bisa digunakan sebagai kiat dalam memilih suatu perusahaan MLM yang bisa dijadikan kendaraan untuk meraih kesuksesan yang diharapkan, antara lain :
  1. Pastikan bahwa perusahaan MLM yang dipilih telah terdaftar sebagai anggota APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia). APLI bekerja untuk memajukan, melindungi dan mengayomi industri DS (Direct Selling) atau MLM (Multi Level Marketing). APLI sangat aktif dalam memerangi skema piramida dan sangat menentang praktik-praktik money game. Belum bakunya aturan hukum di Indonesia dalam mengatur penjualan langsung juga mendorong kebutuhan di antara perusahaan MLM menciptakan bersama aturan dan kode etik yang disepakati bersama. Perusahaan yang ingin bergabung dengan APLI harus memenuhi sejumlah persyaratan dan mendapat sertifikasi. Mereka yang menjadi anggota APLI hanyalah perusahaan yang dianggap betul-betul memenuhi syarat sebagai perusahaan penjual langsung. Karena itulah, lewat APLI kita juga bisa mengenali mana perusahaan yang MLM dan yang bukan.
  2. Pastikan bahwa perusahaan MLM yang dipilih menjual produk-produk yang inovatif dan revolusioner. Produk yang dijual haruslah beranekaragam dengan harga yang bisa terjangkau oleh berbagai segmen pembeli. Selain itu, pastikan bahwa ada layanan purna jual dan jaminan terhadap pengguna produk dari dampak-dampak yang mungkin tidak diharapkan. Bagaimanapun hebatnya suatu perusahaan MLM tidakakan bisa berkembang kalau produk-produk yang dijual tidak berdaya jual tinggi dan tidak memberikan layan purna jual serta jaminan perlindungan terhadap para penggunanya.
  3. Pastikan bahwa perusahaan MLM yang dipilih memiliki sistem support yang bisa menunjang setiap distributornya untuk mencapai peringkat tertinggi dan pastikan bahwa perusahaan MLM tersebut memiliki marketing plan yang berpihak pada distributor dan telah teruji mengantar distributor-distributornya meraih peringkat tertinggi dan memperoleh penghasilan yang diharapkan. Perusahaan MLM yang baik akan membuat suatu sistem support yang bisa digunakan oleh setiap distributornya untuk mencapai peringkat yang diharapkan. Sistem support bisa berupa pertemuan rutin yang terjadual/pelatihan-pelatihan/demo produk/product launching, dsb. Suatu perusahaan MLM yang baik memiliki marketing plan yang biasanya sudah teruji bisa mengantarkan distributor-distributornya mencapai peringkat tertinggi. Idealnya, marketing plan tersebut hendaknya bisa dijalankan oleh orang dari berbagai latar belakang, usia, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah berbisnis sama sekali. Untuk mendapatkan penghasilan atau reward yang tinggi diperlukan kesabaran, kerja keras dan pintar dari setiap distributornya mengingat bisnis MLM merupakan bisnis jangka panjang dan pada umumnya hasilnya baru akan terlihat setelah 2 - 3 tahun, jadi kalau ada perusahaan MLM yang menawarkan dalam sekian minggu atau tiga bulan bisa memperoleh penghasilan yang luar biasa apalagi ditambahkan dengan embel-embel sangat mudah, maka perusahaan MLM tersebut patut untuk dipertimbangkan ulang untuk diikuti atau bahkan ditinggalkan saja.
  4. Pastikan bahwa perusahaan MLM yang dipilih memiliki susunan BOD (Board of Director) yang betul-betul memahami karakteristik dari bisnis MLM dan alangkah lebih baik apabila susunan BOD tersebut juga berisikan orang-orang yang sudah banyak makan asam garam di industri MLM. Kepahaman dari BOD akan bisnis MLM akan sangat menguntungkan mengingat suatu perusahaan MLM dituntut untuk memiliki visi dan misi yang jelas sehingga perusahaan tersebut bisa berkembang sesuai dengan yang diharapkan dan dapat diterima tidak saja oleh pasar domestic melainkan oleh pasar internasional. Dengan kata lain pilihlah perusahaan MLM yang bersifat global, dimanapun kita menjalankan bisnis tersebut bisa diterima oleh pasar dan tetap bisa dijalankan.
  5. Yang terakhir pastikan perusahaan MLM yang dipilih merupakan perusahaan yang cukup bonafid dan memiliki modal yang cukup kuat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan kelangsungan bisnis MLM yang dijalankan.

    Kunci utama menjalankan bisnis MLM adalah kesabaran dan tetap pertahankan motivasi supaya tetap kuat karena berbisnis MLM tidak membutuhkan modal yang besar. Kemauan yang kuat ditunjang oleh sikap konsisten dan persisten seorang distributorlah yang biasanya mengantarkannya mencapai impian-impiannya.

    Memulai sesuatu biasanya merupakan kendala yang paling sulit bagi setiap orang. Sama halnya dengan bisnis MLM, yang tersulit adalah bagaimana kita memulai untuk membangun jaringan dan melakukan penjualan. Konsistensi dan persistensi setiap distributor dalam mengembangkan jaringan sangat diperlukan, jangan sampai melakukan dua kali pekerjaan yang sama karena itu berarti akan semakin membebani usaha anda. Sekali menjalankan satu bisnis MLM, lakukan dengan sepenuh hati dan fokuslah karena sekali kita berhenti berarti kita harus kembali memulai dari nol dan kembali ke kesulitan terbesar untuk memulai kembali dari awal.