Jumat, 29 Juni 2007

Memilih Perusahaan MLM

Multi Level Marketing atau biasa kita singkat dengan sebutan MLM merupakan suatu sistem pemasaran produk atau jasa melalui suatu jaringan. Ada beberapa istilah yang sangat lazim dikenal dalam suatu bisnis MLM, antara lain : Up-Line, Down-Line, Cross-Line atau Side-Line. Istilah-istilah tersebut menunjukkan sifat hubungan antara mitra bisnis yang satu dengan yang lain atau dalam suatu bisnis MLM biasa disebut sebagai distributor atau member. Hubungan Up-Line dan Down-Line berlaku apabila mitra yang satu dengan yang lainnya berada dalam satu garis jaringan (network family). Up-Line menunjukkan posisi seorang mitra yang berada diatas mitra lainnya dan biasanya juga bertindak sebagai sponsor dari mitra barunya yang kemudian bergabung dibawahnya dan biasa disebut sebagai Down-Line. Sementara istilah Cross-Line atau Side-Line dikenal apabila antara mitra yang satu dengan yang lain tidak berada dalam satu garis jaringan (network family) atau dengan kata lain berada di luar jaringannya.

Sesuai dengan namanya, MLM lebih mengandalkan pada seberapa besar, kuat dan solidnya sebuah jaringan. Semakin besar dan kuat jaringan yang dibangun, maka semakin besar potensi omzet yang bisa dihasilkan dan akan semakin besar pula potensi pendapatan yang bisa diraih. Selain melalui kekuatan jaringan, seorang distributor MLM juga dituntut untuk memahami marketing plan yang dianut oleh perusahaan MLM yang sedang dijalankan. Tanpa memahami marketing plan, maka bisnis yang dijalankan tersebut tidak akan menemukan arah dan seorang pemain MLM tidak bisa menentukan strategi yang harus dilakukan sehingga hasil yang dicapai tidak akan optimal.

Di Indonesia sendiri, Multi Level Marketing (MLM) merupakan sistem pemasaran yang relatif masih tergolong baru dibandingkan dengan negara-negara lain. MLM masuk dan pertama diperkenalkan di akhir era tahun 80-an. Pada awal diperkenalkannya bisnis MLM di Indonesia, distributor-distributor yang terjun pada saat itu hanya menggangap bisnis MLM sebagai lahan untuk mendapat penghasilan tambahan atau dengan kata lain sebagai penghasilan kedua setelah pekerjaan utama pada saat itu. Namun akhir-akhir ini perkembangan menunjukkan bahwa mulai banyak para pemain MLM yang justru menjadikan bisnis MLM sebagai sumber penghasilan yang utama mengingat dengan modal yang tidak besar namun bisa mendapatkan penghasilan yang jauh diatas rata-rata kebanyakan orang. Namun untuk mendapatkan penghasilan yang luar biasa tersebut tidaklah mudah. Seorang distributor MLM dituntut untuk menjaga motivasi agar tetap kuat, bisa bersikap konsisten dan persisten terhadap segala tantangan yang mungkin akan selalu merintangi sepanjang dia menjalankan bisnis MLM. Hanya impian yang besar dan kuatlah yang akan membuat seorang distributor tahan terhadap segala rintangan, sehingga bisnis MLM identik dengan bisnis bermodalkan impian.

Perkembangan bisnis MLM di Indonesia terlihat cukup signifikan dari tahun ke tahun. Meningkatnya jumlah pemain bisnis MLM tidak terlepas dari kondisi ekonomi bangsa ini ditambah dengan berbagai kebutuhan hidup yang memang tidak bisa diperoleh dengan hanya mengandalkan pada pekerjaan utamanya saja. Maka tidaklah heran di negeri jiran seperti di Malaysia dan Singapura, bisnis MLM digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan tingkat pengangguran yang terjadi. Uniknya bisnis MLM tidak memerlukan modal yang besar dibandingkan dengan melakukan bisnis konvensional.

Bisnis MLM belakangan berubah menjadi bisnis yang cukup menjanjikan dan memiliki prospek yang cukup cerah. Kondisi budaya bangsa Indonesia, sifat tolong menolong yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini semakin memperkuat image bahwa bisnis MLM sangat cocok untuk dijalankan di Indonesia. Hal tersebut bukan tanpa alas an, Robert T. Kiyosaki dalam bukunya berjudul “Rich Dad’s The Business School for People who Like Helping People” meramalkan adanya tren perubahan tatanan ekonomi dunia yang digerakan oleh industri pemasaran jaringan. Perubahan tersebut diperkirakan akan terjadi pada tahun 2010 mendatang.

Sebagian orang Indonesia berlomba-lomba mengasah jiwa kewirausahannya untuk meraih kesuksesan melalui bisnis MLM meskipun juga ada sebagian orang yang menganggap bisnis MLM hanya sebagai bisnis tipu-tipuan dan tidak realistis. Namun hal tersebut masih dapat dipahami, mengingat belakangan juga banyak bisnis yang bersifat “money game” yang kemudian berkedok MLM. Hal tersebut jelas sangat merugikan citra bisnis MLM yang bernar-benar murni MLM. Setiap orang yang ingin terjun ke bisnis MLM diharapkan dapat menilai suatu perusahaan yang menyatakan diri sebagai MLM, apakah betul-betul perusahaan tersebut menjalankan bisnis MLM murni atau sebaliknya hanya menggunakan istilah MLM sebagai kedok dimana bisnis yang sebenarnya dijalankan bersifat money game.

Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki suatu perusahaan MLM yang bisa digunakan sebagai kiat dalam memilih suatu perusahaan MLM yang bisa dijadikan kendaraan untuk meraih kesuksesan yang diharapkan, antara lain :
  1. Pastikan bahwa perusahaan MLM yang dipilih telah terdaftar sebagai anggota APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia). APLI bekerja untuk memajukan, melindungi dan mengayomi industri DS (Direct Selling) atau MLM (Multi Level Marketing). APLI sangat aktif dalam memerangi skema piramida dan sangat menentang praktik-praktik money game. Belum bakunya aturan hukum di Indonesia dalam mengatur penjualan langsung juga mendorong kebutuhan di antara perusahaan MLM menciptakan bersama aturan dan kode etik yang disepakati bersama. Perusahaan yang ingin bergabung dengan APLI harus memenuhi sejumlah persyaratan dan mendapat sertifikasi. Mereka yang menjadi anggota APLI hanyalah perusahaan yang dianggap betul-betul memenuhi syarat sebagai perusahaan penjual langsung. Karena itulah, lewat APLI kita juga bisa mengenali mana perusahaan yang MLM dan yang bukan.
  2. Pastikan bahwa perusahaan MLM yang dipilih menjual produk-produk yang inovatif dan revolusioner. Produk yang dijual haruslah beranekaragam dengan harga yang bisa terjangkau oleh berbagai segmen pembeli. Selain itu, pastikan bahwa ada layanan purna jual dan jaminan terhadap pengguna produk dari dampak-dampak yang mungkin tidak diharapkan. Bagaimanapun hebatnya suatu perusahaan MLM tidakakan bisa berkembang kalau produk-produk yang dijual tidak berdaya jual tinggi dan tidak memberikan layan purna jual serta jaminan perlindungan terhadap para penggunanya.
  3. Pastikan bahwa perusahaan MLM yang dipilih memiliki sistem support yang bisa menunjang setiap distributornya untuk mencapai peringkat tertinggi dan pastikan bahwa perusahaan MLM tersebut memiliki marketing plan yang berpihak pada distributor dan telah teruji mengantar distributor-distributornya meraih peringkat tertinggi dan memperoleh penghasilan yang diharapkan. Perusahaan MLM yang baik akan membuat suatu sistem support yang bisa digunakan oleh setiap distributornya untuk mencapai peringkat yang diharapkan. Sistem support bisa berupa pertemuan rutin yang terjadual/pelatihan-pelatihan/demo produk/product launching, dsb. Suatu perusahaan MLM yang baik memiliki marketing plan yang biasanya sudah teruji bisa mengantarkan distributor-distributornya mencapai peringkat tertinggi. Idealnya, marketing plan tersebut hendaknya bisa dijalankan oleh orang dari berbagai latar belakang, usia, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah berbisnis sama sekali. Untuk mendapatkan penghasilan atau reward yang tinggi diperlukan kesabaran, kerja keras dan pintar dari setiap distributornya mengingat bisnis MLM merupakan bisnis jangka panjang dan pada umumnya hasilnya baru akan terlihat setelah 2 - 3 tahun, jadi kalau ada perusahaan MLM yang menawarkan dalam sekian minggu atau tiga bulan bisa memperoleh penghasilan yang luar biasa apalagi ditambahkan dengan embel-embel sangat mudah, maka perusahaan MLM tersebut patut untuk dipertimbangkan ulang untuk diikuti atau bahkan ditinggalkan saja.
  4. Pastikan bahwa perusahaan MLM yang dipilih memiliki susunan BOD (Board of Director) yang betul-betul memahami karakteristik dari bisnis MLM dan alangkah lebih baik apabila susunan BOD tersebut juga berisikan orang-orang yang sudah banyak makan asam garam di industri MLM. Kepahaman dari BOD akan bisnis MLM akan sangat menguntungkan mengingat suatu perusahaan MLM dituntut untuk memiliki visi dan misi yang jelas sehingga perusahaan tersebut bisa berkembang sesuai dengan yang diharapkan dan dapat diterima tidak saja oleh pasar domestic melainkan oleh pasar internasional. Dengan kata lain pilihlah perusahaan MLM yang bersifat global, dimanapun kita menjalankan bisnis tersebut bisa diterima oleh pasar dan tetap bisa dijalankan.
  5. Yang terakhir pastikan perusahaan MLM yang dipilih merupakan perusahaan yang cukup bonafid dan memiliki modal yang cukup kuat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan kelangsungan bisnis MLM yang dijalankan.

    Kunci utama menjalankan bisnis MLM adalah kesabaran dan tetap pertahankan motivasi supaya tetap kuat karena berbisnis MLM tidak membutuhkan modal yang besar. Kemauan yang kuat ditunjang oleh sikap konsisten dan persisten seorang distributorlah yang biasanya mengantarkannya mencapai impian-impiannya.

    Memulai sesuatu biasanya merupakan kendala yang paling sulit bagi setiap orang. Sama halnya dengan bisnis MLM, yang tersulit adalah bagaimana kita memulai untuk membangun jaringan dan melakukan penjualan. Konsistensi dan persistensi setiap distributor dalam mengembangkan jaringan sangat diperlukan, jangan sampai melakukan dua kali pekerjaan yang sama karena itu berarti akan semakin membebani usaha anda. Sekali menjalankan satu bisnis MLM, lakukan dengan sepenuh hati dan fokuslah karena sekali kita berhenti berarti kita harus kembali memulai dari nol dan kembali ke kesulitan terbesar untuk memulai kembali dari awal.

Tidak ada komentar: